OBJEK PENILAIAN KOGNITIF BLOOM REVISI

OBJEK  PENILAIAN  KOGNITIF  BLOOM  REVISI
(Contoh Pembuatan Soal Dalam Matematika, Penyusunan Kisi – Kisi, Instrumen, Indikator)
1.1    Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka). Saat ini dikenal berbagai macam taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya: Bloom; Merill dan Gagne (kognitif); Krathwohl, Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan Dave, Simpson dan Gagne (psikomotor).
Satu hal yang penting dalam taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat dicapai sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.
Taksonomi Bloom yang sebelum direvisi pada ranah kognitif berisikan enam kategori pokok dengan urutan mulai dari jenjang yang rendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, yakni: pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) penerapan (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi (evaluation). Namun, seiring berkembangnya zaman ada beberapa alasan yang membuat Taksonomi Bloom harus direvisi.
Adapun bagan perubahan Taksonomi Bloom dari sebelum revisi ke setelah revisi adalah sebagai berikut:

Dimensi tersendiri
Dimensi Pengetahuan
Kata Kerja


Dimensi Proses Kognitif
Pengetahuan (C1)
Mengingat
Pemahaman (C2)
Memahami
Penerapan (C3)
Mengaplikasikan
Analisis (C4)
Menganalisis
Sintesis (C5)
Mengevaluasi
Evaluasi (C6)
Mencipta

Sehingga Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
a.       Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).
b.      Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).
c.       Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
d.      Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).
e.       Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).
f.       Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing).


1.2    Contoh Pembuatan Soal dalam Matematika
Untuk dapat memperoleh alat evaluasi (tes) yang memenuhi persyaratan, setiap pembuat tes hendaknya dapat mengikuti langkah-langkah penyusunan tes sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ahli.
Agar informasi yang diperoleh tepat maka instrumen (tes) yang digunakan harus dipersiapkan dengan baik. Adapun langkah-langkah peyusunan tes harus yang harus diikuti berdasarkan kaidah-kaidah penyusunan tes agar tes berfungsi sepenuhnya adalah: Menetapkan Tujuan; Alisis Kurikulum; Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar; Menyusun kisi-kisi, Menulis Indikator; Penulisan soal; Menelaahan soal (review dan revisi soal); Reproduksi tes terbatas; Uji coba soal; Analisis Soal; Revisi Soal; Menentukan soal-soal yang baik; dan Perakitan soal menjadi perangkat tes.
Dalam Taksonomi Bloom, terdapat peringkat kognitif menurut Bloom. Menurut Moore B dan Stanley T, taksonomi Bloom yang mencakup: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan kreasi merupakan urutan,  dari yang paling rendah (peringkat 1) ke yang paling tinggi (peringkat 6). Moore B dan Stanley T juga menambahkan bahwa urutan nomor 1 – 3 dikategorikan the lower level of thinking dan urutan nomor 4 -6 dikategorikan sebagai the higher level of thinking (HOT).
Adapun contoh pembuatan soal berdasarkan langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut:
1.      Penentuan tujuan/penyusunan blueprint
Dalam melakukan pengetesan pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini dapat berupa tujuan khusus, misal untuk mengetahui penguasaan materi, tes diagnostik, atau tes seleksi; dan tujuan umum, misal untuk mengetahui pengetahuan umum dari sekelompok responden atau sekelompok orang.   Sebagai contoh, tujuan pemberian tes adalah untuk mengetahui penguasaan peserta didik pada kompetensi/sub kompetensi tertentu setelah memperoleh pengalaman belajar. Penguasaan ini dapat diartikan, sejauh mana peserta didik mampu memahami atau mungkin menganalisis materi tertentu yang telah dibahas di ruang kelas. Dengan kata lain, pada tingkat kognitif mana mereka menguasai materi yang telah diberikan, ditugaskan, atau dibahas, yang biasanya direncanakan dalam bentuk blue print.  Tujuan tes harus jelas agar arah dan ruang lingkup pengembangan tes selanjutnya juga jelas.
Contoh  Tabel Spesifikasi (Blue print)
Nama Sekolah                  :  SMP PELITA HARAPAN
Mata Pelajaran                 :  Matematika
Kelas/Sem                        :  VII/1
MATERI POKOK
Tingkat Kognitif Bloom
TOTAL
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Sifat operasi pada himpunan
10%





10%
Bentuk aljabar

20%




20%
Persamaan linier


30%



30%
Ketidak-samaan linier



30%


30%
Aritmetika social




10%

10%
Seluruhnya
100%

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa mata pelajaran yang dibahas adalah Matematik untuk SMP, Klas VII, semester I yang mencakup: sifat operasi hitung, bentuk aljabar, persaman linier, ketidaksamaan linier, dan aritmetika sosial. Dalam satu semester beberapa materi pokok ini akan diujikan pada tingkat kognitif yang bervariasi, mulai dari C1 sampai C5. Sebenarnya, spesifikasi tes atau blue print ini sangat penting, namun kadang-kadang oleh pengembang soal, tidak dikembangkan. Pengembang soal kelompok ini, biasanya langsung mengembangkan kisi-kisi soal.
2.      Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum di sini adalah untuk menetapkan bahan yang akan ditanyakan melalui tes itu dengan melihat tujuan kurikuler, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator kompetensi, serta pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Analisis kurikulum yang dimaksudkan untuk proses pengembangan instrument yang harus mengacu pada kurikulum yang sedang digunakan.
3.      Analisis Buku Pelajaran dan Sumber Materi Belajar
Penelusuran buku pelajaran dan sumber materi belajar lain dilaksanakan setelah seluruh materi pelajaran degan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang esensial telah ditetapkan. Rincian dari hal itu ada pada buku pelajaran seperti buku paket, lks, dan lain sebagainya. Dengan melaksanakan langkah ini ada upaya memperkecil kesalahan atau kekeliruan dalam memilih sempel bahan untuk soal tes.
4.      Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah panduan atau acuan dalam menyiapkan bahan ajar, menyelenggarakan  pembelajaran, dan mengembangkan butir-butir soal uji. Kisi-kisi soal tes yang merupakan bagian dari silabus ini biasanya berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, dan sumber belajar. Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi adalah indikator jabaran dari kempetensi dasar (KD), kompetensi dasar jabaran dari standar kompetensi (SK), standar kompetensi jabaran dari standar kompetensi lulusan mata pelajaran (SKL-MP), dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran jabaran dari standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-P), dan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan jabaran dari Tujuan Pendidikan Nasional.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topic atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Jika kisi-kisi yang dimiliki baik, maka akan memperoleh perangkat soal yang relative samasekalipun penulis sialnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran.
Komponen-komponen yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi Soal Test adalah sebagai berikut:
1.        Jenis Sekolah/Jenjang Sekolah
Jenis sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya. Ini merupakan identitas sekolah.
2.        Program/Jurusan
Program/jurusan menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan pendidikan ini  misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3.        Bidang Studi/Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar anak-anak. Misalnya Matematika.
4.        Tahun Ajaran
Tahun ajaran menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan menyantumkan kelas atau semsester ini, maka kita semakin tahu batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5.        Kurikulum yang diacu
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalnya Kurikulum 2013.
6.        Alokasi Waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7.        Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.

8.        Bentuk Soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus menentukan bentuk tes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan dalam proses evaluasi.
9.        Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
10.    Uraian Materi
Ini menunjukkan semua materi yang  diberkan untuk proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
11.    Bahan kelas
Di kelas mana teks ini akan diberikan
12.    Standar kompetensi
Merupakan kompetensi secara umum yang ingin dicapai dari pembelajaran yang diselenggarakan, yang telah tercantum dalam standar isi.
13.    Kompetensi dasar
Yang akan dicapai dari pembelajaran tersebut, yang terdapat pada standar isi.
14.    Indikator
Indikator adalah ciri/tanda yang dijadikan patokan untuk menilai tercapainya kompetisi dasar, atau suatu perumusan tingkah laku yang di amati untuk digunakan sebagai petunjuk tercapainya kompetensi dasar. Dengan demikian, indicator harus mengacu pada kompetensi dasar. Indicator harus dirumuskan dengan jelas dan memperhatikan :
a.       Ciri-ciri perilaku kompetensi dasar yang dipilih
b.      Satu atau lebih kata kerja yang operasional
c.       Kaitannya dengan uraian materi, materi pokok atau kompetensi dasar.
d.      Dapat tidaknya dibuat soal dalam bentuk objektif maupun uraian, sesuai bentuk soal yang akan dibuat.
15.    No Urut Soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dalam hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan. guru dapat menulis secara acak. Misalnya,  Kompetensi Inti A dan kompetensi Dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensir dasar pertama harus diurutkan di nomor satu.
5.      Menulis Indikator
Menulis indikator yang dimaksud adalah menetapkan kemampuan yang ingin dicapai dalam tes berdasar pada tanda-tanda kemampuan dasar siswa yang diharapkan materi pembelajaran. Indikator merupakan penanda tercapai atau tidak pembelajaran oleh guru yang dilihat pada diri siswa, ketercapaian ini tentunya diukur dengan sebuah evaluasi sehingga dapat ditentukan tuntas atau tidaknya seorang peserta didik.
Rumusan pembuatan indikator adalah Kata Kerja Operasional yang diikuti dengan materi pembelajaran atau dapat ditulis:

Indikator = KKO + Materi pembelajaran

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom dalam pembuatan indikator adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan
2.      Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
a)      Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis, Menilai, Membuat.
3.      Gunakan Kata Kerja Operasional (KKO) yang ada dan sesuaikan dengan dimensi pengetahuan faktua, konseptual, procedural dan metakognitif
6.      Menulis Soal
Soal baru ditulis setelah ada indikator kompetensi, bukan sebaliknya. Dengan adanya indikator kompetensi maka pembuatan soal lebih terarah sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Pada contoh kali ini, contoh soal yang ditulis berdasarkan langkah penyususnan soal yang telah dibuat sebelum penulisan soal adalah sebagai berikut:
1.      Mengingat: sebutkan sifat-sifat operasi pada himpunan!
2.      Memahami : jika s = {1,2,3,4,5} tuliskan semua himpunan bagian dari A = (a,b,c,d,e)!
3.      Menerapkan : Hitunglah (2 + 3) + 6 dan 2 + (3 + 6). Apakah (2 + 3) + 6 = 2 + (3 + 6)?
4.      Menganalisi : Di kelas 1A di adakan pencacahan tentang kegemaran murud-murid terhadap warna putih dan biru, dan hasilnya sebagai berikut :
15 orang hanya menyenangi warna biru, 20 orang hanya menyenangi warna putih, dan 8 orang menyenangi kedua-duanya.
a)      Jika P menyatakan himpunan murid yang menyenangi warna putih, dan B menyataka himpuna yang menyenangi warna biru, gambarlah diagram Venn untuk himpunan-himpunan itu lengkap dengan banyaknya elemen dari tiap himpunan itu.
b)      Berapakah banyaknya murid di kelas 1A.
5.      Mengevaluasi : Apakah Ø merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan?
6.      Mengkreasi : jika A = {1,4,7,a} dan B = {3,4,9,11} dan kamu peroleh ,  berapakah a ?



Contoh  Kisi-kisi
Nama Sekolah :  SMP  GEJAYAN
Mata Pelajaran            :  Matematika
Kelas/Sem                   :  VII/1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian

Tingkat Kognitif
No Butir soal
1.      Memaha mi sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengguna annya dalam pemeca han masalah
1.1  Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

1.1.Operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

1.1.    Mendengarkan ceramah, diskusi, dan latihan me-nyelesaikan soal ttg operasi bi langan bulat dan pecahan
1.1.1.      Membedakan bilangan bulat dan pecahan
C2
1
1.1.2.      Menerapkan prinsip tentang bilangan bulat dan pecahan
C3
2
1.2  Mengguna-kan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah.





dsb.








1.3    Instrumen
1.         Pengertian
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
2.         Macam-Macam Instrumen
Instrumen dibagi menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Berikut uraiannya.
Ø  Tes
a.    Pengertian Tes
Menurut Sudijono dalam Djali dan Muljono (2008), tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
Tes sebagai alat penilaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b.    Macam-Macam Tes
1)        Tes Uraian (tes subjektif)
Tes Uraian, yang disebut juga essay, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.


2)      Tes objektif
Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk yakni:
a)         Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau symbol. Ada dua bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung
b)      Bentuk soal benar-salahBentuk soal benar-salah addalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan dimana sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan yang salah
c)      Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang parallel yang berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa menjawab yang betul dengan hanya menebak.
d)     Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.
c.    Fungsi Tes
Beberapa fungsi tes diantaranya:
1)        Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan maksud untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2)        Sebagai motivator dalam pembelajaran, dengan adanya nilai sebagai umpan balik diharapkan meningkatnya intensitas kegiatan belajar.
3)        Berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran
4)        Untuk menentukan barhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
5)        Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis dan sistematis;
6)        Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving);
7)        Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sihingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.
d.   Kelemahan Tes
Dipihak lain kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah:
1)        Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif  yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
2)        Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya.
3)        Tes ini biasanya kurang reliable, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relative besar.
Ø  Non-tes
Yang termasuk dalam kelompok non-tes ialah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya.
a.         Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan. Ada tiga jenis observasi, yakni:
1)        Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
2)        Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan menggunakan alat seperti mikroskop utuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit.
3)        Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan  dengan cara  pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati
b.      Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan Tanya jawab baik secara lisan, sepihak, berhadapan muka, walaupun dengan arah serta tujuan yang telah dilakukan. Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawanncara bebas. Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah di siapkan sehingga siswa tinggal mengkategorikannya kepada alternative jawaban yang telah dibuat. Keuntungannya ialah mudah di olah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan untuk wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. Keuntungannya ialah informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerjakeras dalam menganalisisnya sebab jawabanya bisa beraneka ragam.
c.       Angket (Kuesioner)
Data yang dihimpun melalui angket biasanya data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran.
d.      Pemeriksaan Dokumen
Untuk mengukur kemajuan belajar siswa dapat juga dilakukan dengan tanpa pengujian tetapi dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai kapan siswa itu diterima di sekolah tersebut, darimana sekolah asalnya, apakah siswa tersebut pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih kejuaraan sebagai siswa yang berprestasi di sekolahnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Ali. (2014). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Taher, M. (2013). Urgensi Taksonomi Bloom Domain Kognitif Versi Baru Dalam Kurikulum 2013. Jumat, 06 Februari 2015. 19:22.          http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gebc1404715667.pdf

Wahyudi, Dudi. (2013). Berbagi Contoh Penerapan Taksonomi Bloom Revisi Dalam Pembelajaran Matematika. Sabtu, 07 Februari 2015. 09:31.     http://dwamath.blogspot.com/2013/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

0 Response to "OBJEK PENILAIAN KOGNITIF BLOOM REVISI"